Pagelaran Wayang Kulit di Dukuh Wonosari: Merayakan Sedekah Bumi dengan Lakon
TONTON WAYANG disini
Dukuh Wonosari, Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen kembali menggelar acara budaya yang sarat makna dan tradisi pada tanggal 5 Oktober 2024. Pagelaran wayang kulit digelar dalam rangka peringatan Sedekah Bumi, sebuah tradisi tahunan yang dilaksanakan setiap musim keempat menurut perhitungan Pranata Mangsa. Acara ini menjadi salah satu upaya masyarakat untuk menghormati alam, mensyukuri hasil bumi, serta memelihara kebersamaan antarwarga.
Rangkaian Acara dan Lakon Wayang Kulit
Pagelaran wayang kulit kali ini dipimpin oleh dalang kondang, Ki Sunarpo Guno Prayitno, yang dikenal dengan kepiawaiannya dalam membawakan cerita-cerita pewayangan penuh pesan moral. Lakon yang dibawakan adalah "Wahyu Satrio Pinilih", kisah yang sarat dengan nilai kebijaksanaan, kepemimpinan, dan perjuangan dalam mencari kebenaran dan kesucian hati. Cerita ini dipilih karena relevan dengan tema Sedekah Bumi, yakni bagaimana manusia harus selalu menjaga hubungan harmonis dengan alam dan masyarakat sekitarnya.
Pagelaran terbagi dalam dua sesi:
- Sesi pertama akan dimulai pada pukul 13.00 hingga 17.00 WIB pada tanggal 5 Oktober 2024.
- Sesi kedua akan dimulai pada malam harinya, pukul 21.00 hingga 04.00 WIB, pada tanggal 6 Oktober 2024.
Durasi yang panjang ini memberikan kesempatan kepada seluruh warga untuk menikmati pertunjukan, baik di siang hari maupun di malam yang tenang, menciptakan suasana sakral dan penuh khidmat.
Hadirnya Para Tokoh dan Undangan Penting
Acara ini akan dihadiri oleh sejumlah tamu undangan penting yang turut memberikan dukungan terhadap pelestarian budaya lokal, di antaranya:
- Camat Kecamatan Kebumen
- Kepala Desa Wonosari beserta perangkat desa
- Mantan Kepala Desa
- Tokoh masyarakat setempat
- Di hadiri juga WNA dari Negara Prancis "'ROMAIN RIVIERA", Sharing Culture dan Voluteer Mengajar Bahasa inggris di Universitas Ma'arif Nahdlatul 'Ulama (UMNU)
Kehadiran para pejabat dan tokoh masyarakat ini menambah kemeriahan acara serta menunjukkan betapa pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi desa.
Tradisi Sedekah Bumi dan Maknanya
Sedekah Bumi merupakan bentuk rasa syukur masyarakat terhadap hasil bumi yang melimpah. Di Desa Wonosari, perayaan ini telah menjadi agenda tahunan yang sangat dinantikan. Pada momen ini, warga berkumpul untuk mempersembahkan doa-doa, sekaligus berbagi hasil panen sebagai simbol rasa terima kasih kepada Sang Pencipta dan alam semesta yang telah memberikan kehidupan.
Pagelaran wayang kulit menjadi puncak dari rangkaian Sedekah Bumi. Wayang dipilih karena bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran, penyampaian pesan moral, dan filosofi hidup yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Lakon Wahyu Satrio Pinilih sendiri memiliki nilai yang mendalam, yaitu pencarian jati diri dan pemimpin sejati yang memiliki hati suci dan bijaksana.
Antusiasme Warga dan Pelestarian Budaya
Warga Desa Wonosari sangat antusias dengan pagelaran ini. Selain menjadi hiburan rakyat, acara ini juga sebagai ajang silaturahmi antarwarga serta sarana untuk mempererat persatuan dan kebersamaan. Kepala Desa Wonosari, Nur Aziz, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelestarian tradisi seperti Sedekah Bumi dan pagelaran wayang kulit ini sangat penting untuk menjaga identitas budaya desa agar tidak hilang tergerus zaman.
Beliau juga berharap agar generasi muda semakin mengenal dan mencintai budaya lokal, sehingga nilai-nilai kearifan tradisional dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Penutup
Pagelaran wayang kulit dalam rangka Sedekah Bumi di Dukuh Wonosari ini bukan sekadar acara seremonial. Ia adalah perwujudan rasa syukur, sarana refleksi diri, dan upaya untuk menjaga keseimbangan hidup manusia dengan alam. Melalui pagelaran ini, Desa Wonosari tidak hanya merayakan keberkahan bumi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat desa.