Minggu, 17 November 2024

INFORMASI :

Nama Desa Wonosari konon berasal dari kata Wono da Sari yang berarti “Wono”  adalah alas atau hutan dan “Sari”mempunyai arti bersih atau indah. Jadi Wonosari secara arti adalah Alas atau Hutan Yang bersih dan Indah. Sebelum terbentuk, Desa Wonosari dahulu adalah penggabungan dua Desa pada masa penjajahan Belanda.Cikal Bakal Desa Wonosari yaitu desa Keputihan dan Desa Wonosari itu sendiri. Dan sebelum digabung dengan desa Wonosari desa Keputihan adalah desa yang bebas atas pajak bumi dan pajak lainnya, sehingga disebut  Keputihan karena benar-benar tidak adanya pungutan kepada pemerintahan pada waktu itu. Desa Keputihan dahulu yang sekarang dikenal dengan nama Pesucen (Pesucian) dan sekarang Pesucen adalah nama salah satu Dusun di desa Wonosari.

            Dan pada sekitar tahun 1942 desa Keputihan dan desa Wonosari digabung menjadi sebuah Desa yang sampai sekarang dikenal dengan nama Wonosari, dimana letak Kantor Kepala Desa atau Balai Desanya berada di Dusun Pesanggrahan Dan sebagai Kepala Desa pertama Desa Wonosari  adalah Bapak Abuharjo.

            Di desa Wonosari terdapat sebuah daerah yang terkenal yakni Pagerkodok. Dimana daerah tersebut merupakan daerah paling utara Desa Wonosari yang berbatasan langsung dengan Desa Roworejo. Sebelum pager kodok resmi menjadi sebuah dusun di desaWonosari, Dahulu pager kodok penduduknya tidak lebih dari 15 orang atau hanya 5 Kepala Keluarga (KK) dan barulah pada tahun 1991 ketika saat itu desa Wonosari dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama H. Tupar Akhmad Mansur Soleh, secara resmi pager kodok dijadikan sebuah Dusun dan untuk kegiatan kemasyarakatannya mengikuti Desa Wonosari.

            Sekarang ini Dusun pager kodok Penduduknya bertambah dengan pesat, seiring dengan berjalannya waktu Pager kodok semakin ramai dan secara nilai ekonomis Pager kodok tergolong daerah yang cukup menjanjikan untuk berinvestasi. Dan sekarang di daerah pager kodok sudah dibangun sebuah kawasan perumahan yakni “Green Pager Kodok” yang sudah barang tentu akan menjadikan daerah pager kodok akan menjadi daerah yang maju dan ramai yang banyak dikenal orang dan semakin berkembang.

            Dan untuk bahan referensi, Pager Kodok dahulu mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Dahulu Pager Kodok mempunyai Cerita yang sangat Patriotisme yang harus selalu dikenang sampai kapanpun. Karena dengan sejarah kita bisa mengerti dan memahami hal-hal yang terjadi pada masa-masa dahulu. Dan inilah ceritanya

Pertempuran Pager Kodok – Kebumen

            Kekalahan Belanda di jembatan Kedung Bener desa Jatisari pada awal bulan Januari 1949 nampaknya menimbulkan kemarahan besar, Beberapa hari kemudian, pada sekitar tanggal 10 Januari 1949 patroli Belanda berkekuatan satu kompi bersenjata lengkap langsung menuju gunung Pager Kodok. Angkatan Oemat Islam (AOI) yang berpusat di desa Somalangu memilih gunung Pager Kodok sebagai basis pertahanan sekaligus jalan Pager Kodok segai titik penghadangan.

Di gunung Pager Kodok terdapat satu Batalyon Angkatan Oemat Islam (AOI) siap bertahan dan menghadang musuh dengan Kompi Mustakim sebagai kompi terdepan.

           

            Ketika patroli Belanda bertemu dengan pasukan Angkatan Oemat Islam (AOI), maka pertempuan pun terjadi AOI menggunakan taktik Supit Udang  dan dibantu rakyat dengan kentongan gebyognya yang membuat Belanda menjadi bingung karena telah terkepung. Pertempuran berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB

 

            Kompi Mustakim dan Kompi Belanda sama-sama kehabisan peluru, sehingga berlanjut dengan perkelahian seorang lawan seorang (sebuah kejadian langka mungkin hanya terjadi di Kebumen, dalam sebuah peperangan hingga berkelahi satu lawan satu)

 

            Peristiwa ini terjadi di sebelah utara daerah  Gunung Pager Kodok yaitu di desa Tanahsari Kebumen. Dipihak Belanda korban cukup besar dan hanya tersisa beberapa orang saja. Dipihak AOI gugur adalah Letnan Mustakim beserta lima prajurit lainnya. Hari berikutnya desa Tanahsari digrebeg dan dibakar oleh Belanda.

 

            Demikian sebuah cerita yang harus kami kenang, bahwa Pager Kodok mempunyai sejarah. Dan untuk mengenang jasa para pejuang-pejuang yang gugur pada saat pertempuran melawan Belanda, maka dibangun sebuah Monumen atau Tugu yang dinamakan TUGU PAGER KODOK.

Bimbingan Teknis dan Pembekalan TIM POKJA Pemutakhiran Data SDGs Desa Wonosari: Meningkatkan Akurasi dan Kualitas Data Desa

Bimbingan Teknis dan Pembekalan TIM POKJA Pemutakhiran Data SDGs Desa Wonosari: Meningkatkan Akurasi dan Kualitas Data Desa

Pada Rabu, 23 Oktober 2024, Desa Wonosari menyelenggarakan acara Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Pembekalan bagi Tim Kelompok Kerja (POKJA) Pemutakhiran Data Sustainable Development Goals (SDGs) Desa. Acara ini berlangsung di GOR Wanawijaya mulai pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Enumerator SDGs se-Desa Wonosari, dengan narasumber Pendamping Desa Kecamatan Kebumen, Ibu Siti Nur Rohmah, S.Pdi., M.Pd. Dalam kegiatan ini, Kepala Desa Wonosari, Bapak Nur Aziz, turut hadir dan memberikan sambutan. Sementara itu, pelaksanaan teknis acara dikoordinasikan oleh Kasi Pemerintahan Desa Wonosari, Sodiman.

Tujuan Pemutakhiran Data SDGs Desa

Pemutakhiran data SDGs di tingkat desa merupakan langkah strategis dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. Melalui kegiatan Bimtek dan pembekalan ini, pemerintah Desa Wonosari berharap Tim POKJA SDGs dapat memiliki pemahaman yang lebih baik dalam pengumpulan data yang akurat dan relevan, yang nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan dan program pembangunan desa. Beberapa tujuan utama dari kegiatan ini adalah:

  1. Meningkatkan Kapasitas Tim Enumerator
    Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para enumerator dengan pemahaman mendalam mengenai pentingnya data SDGs serta teknik pengumpulan data yang efektif. Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu para enumerator dalam menghadapi tantangan di lapangan serta menjaga kualitas data yang dihasilkan.

  2. Memastikan Data yang Akurat dan Terintegrasi
    Data yang akurat sangat penting untuk mencerminkan kondisi riil masyarakat desa. Dengan data yang berkualitas, Desa Wonosari dapat merencanakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada. Pemutakhiran data SDGs yang terintegrasi juga akan mendukung laporan tahunan desa dan evaluasi program-program desa.

  3. Mewujudkan Pembangunan Desa yang Berkelanjutan
    Pemutakhiran data SDGs menjadi dasar untuk mewujudkan pembangunan desa yang berkelanjutan dan inklusif. Data yang lengkap akan memberikan gambaran mengenai aspek-aspek kesejahteraan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan lainnya di Desa Wonosari, sehingga arah pembangunan desa dapat difokuskan pada pemenuhan kebutuhan yang paling mendesak.

Materi yang Disampaikan oleh Narasumber

Sebagai narasumber, Ibu Siti Nur Rohmah, S.Pdi., M.Pd., memberikan pembekalan kepada Tim POKJA SDGs mengenai berbagai aspek penting dalam pemutakhiran data. Berikut beberapa poin penting yang disampaikan dalam acara ini:

  1. Pemahaman tentang SDGs dan Indikatornya
    Narasumber menjelaskan tujuan-tujuan SDGs, termasuk indikator-indikator yang perlu diukur di tingkat desa, seperti kemiskinan, akses terhadap layanan kesehatan, kualitas pendidikan, kesetaraan gender, hingga perlindungan lingkungan. Pemahaman ini penting agar Tim POKJA dapat memahami relevansi dan dampak dari data yang mereka kumpulkan.

  2. Teknik dan Metode Pengumpulan Data
    Dalam pemutakhiran data, metode yang digunakan sangat menentukan kualitas data. Ibu Siti Nur Rohmah menekankan pentingnya melakukan wawancara yang tepat dan observasi lapangan yang akurat. Metode ini perlu diterapkan dengan cermat agar data yang diperoleh dapat merefleksikan kondisi nyata di masyarakat.

  3. Pentingnya Keakuratan dan Konsistensi Data
    Data yang dihasilkan harus akurat dan konsisten agar analisis data dapat dilakukan dengan baik. Narasumber juga menjelaskan cara menghindari kesalahan yang umum terjadi dalam proses pengumpulan data, seperti bias atau kekeliruan pencatatan.

  4. Etika dalam Pengumpulan Data
    Pengumpulan data harus dilakukan dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menghormati privasi warga. Ibu Siti Nur Rohmah menekankan pentingnya pendekatan yang santun dan menghargai hak-hak warga selama proses wawancara atau observasi.

Sambutan Kepala Desa Wonosari

Dalam sambutannya, Kepala Desa Wonosari, Bapak Nur Aziz, menyampaikan apresiasi kepada seluruh Tim Enumerator yang berperan penting dalam pemutakhiran data SDGs desa. Beliau menegaskan bahwa data yang akurat dan berkualitas merupakan kunci dalam perencanaan pembangunan desa yang lebih baik.

“Kita semua tahu bahwa data adalah dasar bagi setiap kebijakan. Dengan data yang valid dan akurat, kita dapat merumuskan program yang benar-benar bermanfaat bagi warga Desa Wonosari. Saya berharap tim ini dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab,” ujar Nur Aziz.

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan gotong royong dalam mewujudkan Desa Wonosari yang maju dan berkelanjutan. Ia berharap seluruh tim dapat menjalankan tugasnya dengan komitmen tinggi untuk kemajuan desa.

Rangkaian Kegiatan Bimtek dan Pembekalan

Acara Bimtek ini berlangsung dengan lancar dan interaktif. Para enumerator mengikuti sesi materi dengan antusias, dan banyak dari mereka yang aktif bertanya kepada narasumber mengenai berbagai aspek teknis dalam pemutakhiran data. Berikut beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan:

  1. Sesi Pembekalan Materi Teoritis
    Narasumber memberikan materi pengantar mengenai tujuan, indikator, dan manfaat dari pemutakhiran data SDGs. Sesi ini diikuti dengan paparan tentang teknik wawancara, metode observasi, dan pentingnya menjaga etika dalam pengumpulan data.

  2. Simulasi Pengumpulan Data di Lapangan
    Para peserta dibekali dengan simulasi lapangan untuk memahami lebih dalam teknik-teknik wawancara dan cara mencatat data secara akurat. Simulasi ini dirancang untuk memberikan gambaran nyata tentang situasi yang mungkin mereka hadapi saat bertemu dengan warga.

  3. Diskusi dan Tanya Jawab
    Dalam sesi ini, para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan berbagi pengalaman mengenai tantangan yang sering dihadapi dalam pengumpulan data di lapangan. Narasumber dan peserta lain saling berdiskusi, sehingga dihasilkan solusi-solusi praktis yang bisa diterapkan.

Harapan dan Dampak Kegiatan

Dengan adanya kegiatan Bimtek dan Pembekalan ini, diharapkan Tim POKJA Pemutakhiran Data SDGs Desa Wonosari dapat bekerja dengan lebih optimal dan memiliki bekal pengetahuan serta keterampilan yang lebih baik. Beberapa dampak positif yang diharapkan antara lain:

  1. Data Desa yang Berkualitas dan Dapat Dipercaya
    Dengan bimbingan teknis yang tepat, para enumerator diharapkan dapat mengumpulkan data yang berkualitas tinggi, sehingga data tersebut bisa dijadikan dasar untuk perencanaan dan evaluasi program-program desa.

  2. Peningkatan Kualitas Perencanaan Pembangunan Desa
    Data yang lengkap dan akurat akan membantu Desa Wonosari dalam menentukan prioritas pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga kebijakan dan program desa lebih efektif dan tepat sasaran.

  3. Mempercepat Pencapaian SDGs di Desa
    Dengan data yang valid, Desa Wonosari dapat lebih fokus dalam mengejar target-target SDGs yang diamanatkan, seperti pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, dan keberlanjutan lingkungan.

Penutup

Acara Bimtek dan Pembekalan Tim POKJA Pemutakhiran Data SDGs Desa Wonosari ini merupakan langkah penting dalam mendukung pembangunan yang berbasis data. Melalui kegiatan ini, para enumerator diberikan bekal untuk mengumpulkan data secara efektif dan profesional. Kegiatan ini juga menunjukkan komitmen Pemerintah Desa Wonosari dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan semangat kebersamaan dan profesionalisme dari seluruh tim, diharapkan data yang dihasilkan akan menjadi dasar yang kuat bagi Desa Wonosari untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter