Kamis, 21 November 2024

INFORMASI :

Nama Desa Wonosari konon berasal dari kata Wono da Sari yang berarti “Wono”  adalah alas atau hutan dan “Sari”mempunyai arti bersih atau indah. Jadi Wonosari secara arti adalah Alas atau Hutan Yang bersih dan Indah. Sebelum terbentuk, Desa Wonosari dahulu adalah penggabungan dua Desa pada masa penjajahan Belanda.Cikal Bakal Desa Wonosari yaitu desa Keputihan dan Desa Wonosari itu sendiri. Dan sebelum digabung dengan desa Wonosari desa Keputihan adalah desa yang bebas atas pajak bumi dan pajak lainnya, sehingga disebut  Keputihan karena benar-benar tidak adanya pungutan kepada pemerintahan pada waktu itu. Desa Keputihan dahulu yang sekarang dikenal dengan nama Pesucen (Pesucian) dan sekarang Pesucen adalah nama salah satu Dusun di desa Wonosari.

            Dan pada sekitar tahun 1942 desa Keputihan dan desa Wonosari digabung menjadi sebuah Desa yang sampai sekarang dikenal dengan nama Wonosari, dimana letak Kantor Kepala Desa atau Balai Desanya berada di Dusun Pesanggrahan Dan sebagai Kepala Desa pertama Desa Wonosari  adalah Bapak Abuharjo.

            Di desa Wonosari terdapat sebuah daerah yang terkenal yakni Pagerkodok. Dimana daerah tersebut merupakan daerah paling utara Desa Wonosari yang berbatasan langsung dengan Desa Roworejo. Sebelum pager kodok resmi menjadi sebuah dusun di desaWonosari, Dahulu pager kodok penduduknya tidak lebih dari 15 orang atau hanya 5 Kepala Keluarga (KK) dan barulah pada tahun 1991 ketika saat itu desa Wonosari dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama H. Tupar Akhmad Mansur Soleh, secara resmi pager kodok dijadikan sebuah Dusun dan untuk kegiatan kemasyarakatannya mengikuti Desa Wonosari.

            Sekarang ini Dusun pager kodok Penduduknya bertambah dengan pesat, seiring dengan berjalannya waktu Pager kodok semakin ramai dan secara nilai ekonomis Pager kodok tergolong daerah yang cukup menjanjikan untuk berinvestasi. Dan sekarang di daerah pager kodok sudah dibangun sebuah kawasan perumahan yakni “Green Pager Kodok” yang sudah barang tentu akan menjadikan daerah pager kodok akan menjadi daerah yang maju dan ramai yang banyak dikenal orang dan semakin berkembang.

            Dan untuk bahan referensi, Pager Kodok dahulu mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Dahulu Pager Kodok mempunyai Cerita yang sangat Patriotisme yang harus selalu dikenang sampai kapanpun. Karena dengan sejarah kita bisa mengerti dan memahami hal-hal yang terjadi pada masa-masa dahulu. Dan inilah ceritanya

Pertempuran Pager Kodok – Kebumen

            Kekalahan Belanda di jembatan Kedung Bener desa Jatisari pada awal bulan Januari 1949 nampaknya menimbulkan kemarahan besar, Beberapa hari kemudian, pada sekitar tanggal 10 Januari 1949 patroli Belanda berkekuatan satu kompi bersenjata lengkap langsung menuju gunung Pager Kodok. Angkatan Oemat Islam (AOI) yang berpusat di desa Somalangu memilih gunung Pager Kodok sebagai basis pertahanan sekaligus jalan Pager Kodok segai titik penghadangan.

Di gunung Pager Kodok terdapat satu Batalyon Angkatan Oemat Islam (AOI) siap bertahan dan menghadang musuh dengan Kompi Mustakim sebagai kompi terdepan.

           

            Ketika patroli Belanda bertemu dengan pasukan Angkatan Oemat Islam (AOI), maka pertempuan pun terjadi AOI menggunakan taktik Supit Udang  dan dibantu rakyat dengan kentongan gebyognya yang membuat Belanda menjadi bingung karena telah terkepung. Pertempuran berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB

 

            Kompi Mustakim dan Kompi Belanda sama-sama kehabisan peluru, sehingga berlanjut dengan perkelahian seorang lawan seorang (sebuah kejadian langka mungkin hanya terjadi di Kebumen, dalam sebuah peperangan hingga berkelahi satu lawan satu)

 

            Peristiwa ini terjadi di sebelah utara daerah  Gunung Pager Kodok yaitu di desa Tanahsari Kebumen. Dipihak Belanda korban cukup besar dan hanya tersisa beberapa orang saja. Dipihak AOI gugur adalah Letnan Mustakim beserta lima prajurit lainnya. Hari berikutnya desa Tanahsari digrebeg dan dibakar oleh Belanda.

 

            Demikian sebuah cerita yang harus kami kenang, bahwa Pager Kodok mempunyai sejarah. Dan untuk mengenang jasa para pejuang-pejuang yang gugur pada saat pertempuran melawan Belanda, maka dibangun sebuah Monumen atau Tugu yang dinamakan TUGU PAGER KODOK.

Desa Wonosari Salurkan Bantuan Sekolah untuk Siswa Berprestasi dan Siswa Kurang Mampu

Desa Wonosari Salurkan Bantuan Sekolah untuk Siswa Berprestasi dan Siswa Kurang Mampu

Pada hari Jumat, 12 Juli 2024, Desa Wonosari mengadakan kegiatan penyaluran bantuan perlengkapan sekolah bagi siswa berprestasi dan siswa kurang mampu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada siswa yang berprestasi serta membantu meringankan beban siswa dari keluarga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan sekolah. Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Wonosari Nur Aziz, Sekretaris Desa Aji Nugroho, S.Pd., Pelaksana Kegiatan Megy Yanmas, serta pendamping desa dari Kecamatan Kebumen, Mba Nunung dan Mba Lia. Seluruh anak atau siswa yang menerima bantuan didampingi oleh orang tua atau wali masing-masing.

Tujuan Kegiatan

  1. Mengapresiasi Prestasi Siswa: Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mencapai prestasi akademik tertinggi di sekolah mereka, serta siswa yang berprestasi dalam bidang olahraga.
  2. Meringankan Beban Keluarga: Membantu siswa dari keluarga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan sekolah mereka, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih baik tanpa kendala finansial.
  3. Meningkatkan Motivasi: Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memberikan dukungan berupa perlengkapan sekolah, sehingga mereka lebih semangat dalam mengejar prestasi.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini diselenggarakan dengan penuh semangat dan antusiasme oleh seluruh pihak yang terlibat. Berikut adalah rincian pelaksanaannya:

Kriteria Penerima Bantuan

  1. Siswa Berprestasi:
    • Siswa peringkat 1 dari kelas 1 sampai kelas 6 di SD Negeri yang ada di Desa Wonosari, yaitu SDN 1 Wonosari, SDN 2 Wonosari, dan SDN 3 Wonosari.
    • Satu siswa berprestasi di bidang olahraga, khususnya atlet pencak silat yang telah mencapai tingkat provinsi.
  2. Siswa Kurang Mampu:
    • Sebanyak 36 anak dari desa Wonosari yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Jumlah Penerima Bantuan

  • Siswa Berprestasi: 18 siswa peringkat 1 tingkat SD dan 1 siswa berprestasi di bidang pencak silat.
  • Siswa Kurang Mampu: 36 siswa.

Kehadiran

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk:

  • Kepala Desa: Nur Aziz.
  • Sekretaris Desa: Aji Nugroho, S.Pd.
  • Pelaksana Kegiatan: Megy Yanmas.
  • Pendamping Desa: Mba Nunung dan Mba Lia.
  • Orang Tua/Wali: Seluruh anak atau siswa yang menerima bantuan didampingi oleh orang tua atau wali masing-masing.

Manfaat Kegiatan

  1. Penghargaan dan Dukungan Moral: Siswa yang berprestasi mendapatkan penghargaan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka untuk terus berprestasi.
  2. Bantuan Ekonomi: Siswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan bantuan yang dapat meringankan beban finansial orang tua dalam menyediakan perlengkapan sekolah.
  3. Peningkatan Semangat Belajar: Bantuan yang diberikan dapat meningkatkan semangat belajar siswa, karena mereka merasa didukung oleh masyarakat dan pemerintah desa.
  4. Pemerataan Kesempatan Pendidikan: Dengan adanya bantuan ini, kesenjangan pendidikan antara siswa dari keluarga mampu dan kurang mampu dapat dikurangi, memberikan kesempatan yang lebih merata bagi semua siswa untuk meraih prestasi.

Pengaruh Kegiatan

  1. Peningkatan Prestasi Akademik: Dengan adanya apresiasi dan dukungan, siswa berprestasi akan semakin termotivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi mereka.
  2. Kesejahteraan Keluarga: Bantuan yang diberikan dapat mengurangi beban ekonomi keluarga kurang mampu, sehingga mereka dapat lebih fokus pada pendidikan anak-anak mereka.
  3. Partisipasi Masyarakat: Kegiatan ini menunjukkan bahwa masyarakat dan pemerintah desa peduli terhadap pendidikan dan kesejahteraan anak-anak, yang dapat meningkatkan partisipasi dan dukungan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan serupa di masa depan.
  4. Kesetaraan Pendidikan: Dengan adanya bantuan bagi siswa kurang mampu, diharapkan kesetaraan dalam mendapatkan pendidikan yang layak dapat tercapai, sehingga tidak ada anak yang tertinggal karena masalah ekonomi.

Penutup

Kegiatan penyaluran bantuan perlengkapan sekolah bagi siswa berprestasi dan siswa kurang mampu di Desa Wonosari ini merupakan langkah positif dalam mendukung pendidikan anak-anak desa. Dengan dukungan dari pemerintah desa dan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas. Kegiatan ini tidak hanya membantu siswa secara langsung, tetapi juga memberikan inspirasi dan motivasi bagi seluruh warga desa untuk terus berperan serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Desa Wonosari.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter