Minggu, 24 November 2024

INFORMASI :

Nama Desa Wonosari konon berasal dari kata Wono da Sari yang berarti “Wono”  adalah alas atau hutan dan “Sari”mempunyai arti bersih atau indah. Jadi Wonosari secara arti adalah Alas atau Hutan Yang bersih dan Indah. Sebelum terbentuk, Desa Wonosari dahulu adalah penggabungan dua Desa pada masa penjajahan Belanda.Cikal Bakal Desa Wonosari yaitu desa Keputihan dan Desa Wonosari itu sendiri. Dan sebelum digabung dengan desa Wonosari desa Keputihan adalah desa yang bebas atas pajak bumi dan pajak lainnya, sehingga disebut  Keputihan karena benar-benar tidak adanya pungutan kepada pemerintahan pada waktu itu. Desa Keputihan dahulu yang sekarang dikenal dengan nama Pesucen (Pesucian) dan sekarang Pesucen adalah nama salah satu Dusun di desa Wonosari.

            Dan pada sekitar tahun 1942 desa Keputihan dan desa Wonosari digabung menjadi sebuah Desa yang sampai sekarang dikenal dengan nama Wonosari, dimana letak Kantor Kepala Desa atau Balai Desanya berada di Dusun Pesanggrahan Dan sebagai Kepala Desa pertama Desa Wonosari  adalah Bapak Abuharjo.

            Di desa Wonosari terdapat sebuah daerah yang terkenal yakni Pagerkodok. Dimana daerah tersebut merupakan daerah paling utara Desa Wonosari yang berbatasan langsung dengan Desa Roworejo. Sebelum pager kodok resmi menjadi sebuah dusun di desaWonosari, Dahulu pager kodok penduduknya tidak lebih dari 15 orang atau hanya 5 Kepala Keluarga (KK) dan barulah pada tahun 1991 ketika saat itu desa Wonosari dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama H. Tupar Akhmad Mansur Soleh, secara resmi pager kodok dijadikan sebuah Dusun dan untuk kegiatan kemasyarakatannya mengikuti Desa Wonosari.

            Sekarang ini Dusun pager kodok Penduduknya bertambah dengan pesat, seiring dengan berjalannya waktu Pager kodok semakin ramai dan secara nilai ekonomis Pager kodok tergolong daerah yang cukup menjanjikan untuk berinvestasi. Dan sekarang di daerah pager kodok sudah dibangun sebuah kawasan perumahan yakni “Green Pager Kodok” yang sudah barang tentu akan menjadikan daerah pager kodok akan menjadi daerah yang maju dan ramai yang banyak dikenal orang dan semakin berkembang.

            Dan untuk bahan referensi, Pager Kodok dahulu mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Dahulu Pager Kodok mempunyai Cerita yang sangat Patriotisme yang harus selalu dikenang sampai kapanpun. Karena dengan sejarah kita bisa mengerti dan memahami hal-hal yang terjadi pada masa-masa dahulu. Dan inilah ceritanya

Pertempuran Pager Kodok – Kebumen

            Kekalahan Belanda di jembatan Kedung Bener desa Jatisari pada awal bulan Januari 1949 nampaknya menimbulkan kemarahan besar, Beberapa hari kemudian, pada sekitar tanggal 10 Januari 1949 patroli Belanda berkekuatan satu kompi bersenjata lengkap langsung menuju gunung Pager Kodok. Angkatan Oemat Islam (AOI) yang berpusat di desa Somalangu memilih gunung Pager Kodok sebagai basis pertahanan sekaligus jalan Pager Kodok segai titik penghadangan.

Di gunung Pager Kodok terdapat satu Batalyon Angkatan Oemat Islam (AOI) siap bertahan dan menghadang musuh dengan Kompi Mustakim sebagai kompi terdepan.

           

            Ketika patroli Belanda bertemu dengan pasukan Angkatan Oemat Islam (AOI), maka pertempuan pun terjadi AOI menggunakan taktik Supit Udang  dan dibantu rakyat dengan kentongan gebyognya yang membuat Belanda menjadi bingung karena telah terkepung. Pertempuran berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB

 

            Kompi Mustakim dan Kompi Belanda sama-sama kehabisan peluru, sehingga berlanjut dengan perkelahian seorang lawan seorang (sebuah kejadian langka mungkin hanya terjadi di Kebumen, dalam sebuah peperangan hingga berkelahi satu lawan satu)

 

            Peristiwa ini terjadi di sebelah utara daerah  Gunung Pager Kodok yaitu di desa Tanahsari Kebumen. Dipihak Belanda korban cukup besar dan hanya tersisa beberapa orang saja. Dipihak AOI gugur adalah Letnan Mustakim beserta lima prajurit lainnya. Hari berikutnya desa Tanahsari digrebeg dan dibakar oleh Belanda.

 

            Demikian sebuah cerita yang harus kami kenang, bahwa Pager Kodok mempunyai sejarah. Dan untuk mengenang jasa para pejuang-pejuang yang gugur pada saat pertempuran melawan Belanda, maka dibangun sebuah Monumen atau Tugu yang dinamakan TUGU PAGER KODOK.

Monitoring Dokumen SPJ di Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen

Monitoring Dokumen SPJ di Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen

Selasa, 16 Juli 2024, merupakan hari penting bagi Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Pada hari ini, dilaksanakan acara monitoring dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2024. Acara ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh administrasi dan dokumentasi kegiatan desa sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kegiatan monitoring ini dipimpin oleh Bapak Sumaryono, petugas dari Kecamatan Kebumen, yang mendapat bantuan dari Pendamping Lokal Desa Kecamatan Kebumen. Kehadiran Kepala Desa Nur Aziz dan Sekretaris Desa Aji Nugroho, S.Pd., menambah keseriusan acara ini, menunjukkan komitmen mereka terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa.

Pelaksana kegiatan dari Desa Wonosari yang turut hadir antara lain Kasi Pemerintahan Sodiman, Kasi Kesejahteraan Wisnu Adi Kurniawan, S.ST., Kasi Pelayanan Megy Yanmas, Kaur Keuangan Istiatun, Kaur Perencanaan Muchroni, dan Kaur Tata Usaha dan Umum Sutrimo. Mereka semua memiliki peran penting dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan desa yang didanai oleh APBDesa.

Selama acara monitoring, ditemukan beberapa kekurangan dalam dokumen SPJ, seperti kurangnya dokumen foto, nota pembayaran, dan beberapa dokumen lainnya yang harus dilengkapi. Kekurangan ini harus segera diperbaiki untuk memastikan bahwa semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan laporan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Monitoring ini merupakan bagian dari upaya Desa Wonosari untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa. Dengan adanya pengawasan yang ketat, diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dan penyalahgunaan dana, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana desa.

Kepala Desa Nur Aziz berharap bahwa dengan adanya kegiatan monitoring ini, seluruh perangkat desa dapat lebih teliti dan cermat dalam menyusun dan menyimpan dokumen SPJ. Beliau juga menekankan pentingnya kerjasama dan koordinasi antara semua pihak terkait untuk mencapai tujuan bersama, yaitu pembangunan Desa Wonosari yang lebih baik dan transparan.

Acara monitoring ini menjadi momentum penting bagi Desa Wonosari untuk terus memperbaiki sistem administrasi dan pengelolaan keuangan desa. Dengan dukungan penuh dari pemerintah kecamatan dan komitmen dari seluruh perangkat desa, diharapkan Desa Wonosari dapat menjadi contoh desa yang maju dan transparan dalam pengelolaan dana desa.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter