Jum`at, 22 November 2024

INFORMASI :

Nama Desa Wonosari konon berasal dari kata Wono da Sari yang berarti “Wono”  adalah alas atau hutan dan “Sari”mempunyai arti bersih atau indah. Jadi Wonosari secara arti adalah Alas atau Hutan Yang bersih dan Indah. Sebelum terbentuk, Desa Wonosari dahulu adalah penggabungan dua Desa pada masa penjajahan Belanda.Cikal Bakal Desa Wonosari yaitu desa Keputihan dan Desa Wonosari itu sendiri. Dan sebelum digabung dengan desa Wonosari desa Keputihan adalah desa yang bebas atas pajak bumi dan pajak lainnya, sehingga disebut  Keputihan karena benar-benar tidak adanya pungutan kepada pemerintahan pada waktu itu. Desa Keputihan dahulu yang sekarang dikenal dengan nama Pesucen (Pesucian) dan sekarang Pesucen adalah nama salah satu Dusun di desa Wonosari.

            Dan pada sekitar tahun 1942 desa Keputihan dan desa Wonosari digabung menjadi sebuah Desa yang sampai sekarang dikenal dengan nama Wonosari, dimana letak Kantor Kepala Desa atau Balai Desanya berada di Dusun Pesanggrahan Dan sebagai Kepala Desa pertama Desa Wonosari  adalah Bapak Abuharjo.

            Di desa Wonosari terdapat sebuah daerah yang terkenal yakni Pagerkodok. Dimana daerah tersebut merupakan daerah paling utara Desa Wonosari yang berbatasan langsung dengan Desa Roworejo. Sebelum pager kodok resmi menjadi sebuah dusun di desaWonosari, Dahulu pager kodok penduduknya tidak lebih dari 15 orang atau hanya 5 Kepala Keluarga (KK) dan barulah pada tahun 1991 ketika saat itu desa Wonosari dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama H. Tupar Akhmad Mansur Soleh, secara resmi pager kodok dijadikan sebuah Dusun dan untuk kegiatan kemasyarakatannya mengikuti Desa Wonosari.

            Sekarang ini Dusun pager kodok Penduduknya bertambah dengan pesat, seiring dengan berjalannya waktu Pager kodok semakin ramai dan secara nilai ekonomis Pager kodok tergolong daerah yang cukup menjanjikan untuk berinvestasi. Dan sekarang di daerah pager kodok sudah dibangun sebuah kawasan perumahan yakni “Green Pager Kodok” yang sudah barang tentu akan menjadikan daerah pager kodok akan menjadi daerah yang maju dan ramai yang banyak dikenal orang dan semakin berkembang.

            Dan untuk bahan referensi, Pager Kodok dahulu mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Dahulu Pager Kodok mempunyai Cerita yang sangat Patriotisme yang harus selalu dikenang sampai kapanpun. Karena dengan sejarah kita bisa mengerti dan memahami hal-hal yang terjadi pada masa-masa dahulu. Dan inilah ceritanya

Pertempuran Pager Kodok – Kebumen

            Kekalahan Belanda di jembatan Kedung Bener desa Jatisari pada awal bulan Januari 1949 nampaknya menimbulkan kemarahan besar, Beberapa hari kemudian, pada sekitar tanggal 10 Januari 1949 patroli Belanda berkekuatan satu kompi bersenjata lengkap langsung menuju gunung Pager Kodok. Angkatan Oemat Islam (AOI) yang berpusat di desa Somalangu memilih gunung Pager Kodok sebagai basis pertahanan sekaligus jalan Pager Kodok segai titik penghadangan.

Di gunung Pager Kodok terdapat satu Batalyon Angkatan Oemat Islam (AOI) siap bertahan dan menghadang musuh dengan Kompi Mustakim sebagai kompi terdepan.

           

            Ketika patroli Belanda bertemu dengan pasukan Angkatan Oemat Islam (AOI), maka pertempuan pun terjadi AOI menggunakan taktik Supit Udang  dan dibantu rakyat dengan kentongan gebyognya yang membuat Belanda menjadi bingung karena telah terkepung. Pertempuran berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB

 

            Kompi Mustakim dan Kompi Belanda sama-sama kehabisan peluru, sehingga berlanjut dengan perkelahian seorang lawan seorang (sebuah kejadian langka mungkin hanya terjadi di Kebumen, dalam sebuah peperangan hingga berkelahi satu lawan satu)

 

            Peristiwa ini terjadi di sebelah utara daerah  Gunung Pager Kodok yaitu di desa Tanahsari Kebumen. Dipihak Belanda korban cukup besar dan hanya tersisa beberapa orang saja. Dipihak AOI gugur adalah Letnan Mustakim beserta lima prajurit lainnya. Hari berikutnya desa Tanahsari digrebeg dan dibakar oleh Belanda.

 

            Demikian sebuah cerita yang harus kami kenang, bahwa Pager Kodok mempunyai sejarah. Dan untuk mengenang jasa para pejuang-pejuang yang gugur pada saat pertempuran melawan Belanda, maka dibangun sebuah Monumen atau Tugu yang dinamakan TUGU PAGER KODOK.

Kunjungan Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II PUSLATBANG PKASN LAN di Desa Wonosari Kebumen

Kunjungan Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II PUSLATBANG PKASN LAN di Desa Wonosari Kebumen

Pada hari Selasa, 6 Agustus 2024, Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen, menjadi tuan rumah kunjungan studi lapangan oleh peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II dari Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan (Puslatbang PKASN) Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pelatihan yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman peserta tentang praktik kepemimpinan yang efektif dan pengembangan potensi daerah melalui pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan ini didampingi oleh berbagai instansi terkait, termasuk Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen, Dinas Kesehatan dan PPKB, serta Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kebumen. Turut hadir pula Ibu Hj. Tugirah, A.Md.Keb dari Puskesmas Kebumen II, Pak Karyanto, SH.MM sebagai Camat Kecamatan Kebumen, Kepala Desa Nur Aziz beserta Pemerintah Desa Wonosari, dan beberapa Kader Kesehatan Desa Wonosari. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya memajukan potensi desa.

Kunjungan ke "Asman Toga Srikandhi" di Pedukuhan Pesanggrahan

Agenda utama dalam kunjungan ini adalah mengunjungi "Asman Toga Srikandhi" di Pedukuhan Pesanggrahan, Desa Wonosari. Asman Toga Srikandhi merupakan kelompok yang fokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) untuk menghasilkan produk herbal berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk melihat langsung proses produksi dan pengelolaan TOGA, tetapi juga untuk memperdalam pemahaman peserta pelatihan mengenai pentingnya inovasi lokal dalam pengembangan desa.

Produk Unggulan Asman Toga, PKK, dan UMKM Desa Wonosari

Peserta pelatihan juga berkesempatan untuk melihat dan mencicipi berbagai produk unggulan yang dihasilkan oleh Asman Toga, PKK, dan UMKM Desa Wonosari. Produk-produk ini merupakan hasil kreativitas dan kerja keras masyarakat desa dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.

Produk-produk dari Asman Toga Srikandhi meliputi:

  1. Varian Mie Keriting (Sup Mie, Cookies Ganyong Keju, Bite Mie)
  2. Mie Ayam Ganyong
  3. Minuman Penjaga Imunitas (Srikandhi)
  4. Teh Telang
  5. Lemongrass

Produk-produk dari PKK Desa Wonosari:

  1. Sambal Teri
  2. Sambal Tongkol

Produk-produk dari UMKM Desa Wonosari:

  1. Aneka Peyek
  2. Turing
  3. Tempe Kripik

Produk-produk ini telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat lokal dan memiliki potensi besar untuk dipasarkan di tingkat regional maupun nasional. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan wawasan baru bagi peserta pelatihan dalam memimpin serta mengembangkan potensi daerah masing-masing, sekaligus mendorong semangat inovasi di kalangan masyarakat desa.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun Desa Wonosari telah menunjukkan banyak kemajuan dalam pengembangan produk lokal, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah meningkatkan kapasitas produksi dan strategi pemasaran agar produk-produk ini dapat bersaing di pasar yang lebih luas. Selain itu, penting untuk terus meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk agar dapat memenuhi kebutuhan pasar yang semakin beragam.

Harapan ke depan, melalui kunjungan dan kolaborasi seperti ini, Desa Wonosari dapat terus berkembang dan menjadi contoh sukses dalam pemberdayaan masyarakat melalui inovasi dan kerja sama yang erat antara pemerintah dan warga.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter