Minggu, 29 September 2024

INFORMASI :

Nama Desa Wonosari konon berasal dari kata Wono da Sari yang berarti “Wono”  adalah alas atau hutan dan “Sari”mempunyai arti bersih atau indah. Jadi Wonosari secara arti adalah Alas atau Hutan Yang bersih dan Indah. Sebelum terbentuk, Desa Wonosari dahulu adalah penggabungan dua Desa pada masa penjajahan Belanda.Cikal Bakal Desa Wonosari yaitu desa Keputihan dan Desa Wonosari itu sendiri. Dan sebelum digabung dengan desa Wonosari desa Keputihan adalah desa yang bebas atas pajak bumi dan pajak lainnya, sehingga disebut  Keputihan karena benar-benar tidak adanya pungutan kepada pemerintahan pada waktu itu. Desa Keputihan dahulu yang sekarang dikenal dengan nama Pesucen (Pesucian) dan sekarang Pesucen adalah nama salah satu Dusun di desa Wonosari.

            Dan pada sekitar tahun 1942 desa Keputihan dan desa Wonosari digabung menjadi sebuah Desa yang sampai sekarang dikenal dengan nama Wonosari, dimana letak Kantor Kepala Desa atau Balai Desanya berada di Dusun Pesanggrahan Dan sebagai Kepala Desa pertama Desa Wonosari  adalah Bapak Abuharjo.

            Di desa Wonosari terdapat sebuah daerah yang terkenal yakni Pagerkodok. Dimana daerah tersebut merupakan daerah paling utara Desa Wonosari yang berbatasan langsung dengan Desa Roworejo. Sebelum pager kodok resmi menjadi sebuah dusun di desaWonosari, Dahulu pager kodok penduduknya tidak lebih dari 15 orang atau hanya 5 Kepala Keluarga (KK) dan barulah pada tahun 1991 ketika saat itu desa Wonosari dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama H. Tupar Akhmad Mansur Soleh, secara resmi pager kodok dijadikan sebuah Dusun dan untuk kegiatan kemasyarakatannya mengikuti Desa Wonosari.

            Sekarang ini Dusun pager kodok Penduduknya bertambah dengan pesat, seiring dengan berjalannya waktu Pager kodok semakin ramai dan secara nilai ekonomis Pager kodok tergolong daerah yang cukup menjanjikan untuk berinvestasi. Dan sekarang di daerah pager kodok sudah dibangun sebuah kawasan perumahan yakni “Green Pager Kodok” yang sudah barang tentu akan menjadikan daerah pager kodok akan menjadi daerah yang maju dan ramai yang banyak dikenal orang dan semakin berkembang.

            Dan untuk bahan referensi, Pager Kodok dahulu mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Dahulu Pager Kodok mempunyai Cerita yang sangat Patriotisme yang harus selalu dikenang sampai kapanpun. Karena dengan sejarah kita bisa mengerti dan memahami hal-hal yang terjadi pada masa-masa dahulu. Dan inilah ceritanya

Pertempuran Pager Kodok – Kebumen

            Kekalahan Belanda di jembatan Kedung Bener desa Jatisari pada awal bulan Januari 1949 nampaknya menimbulkan kemarahan besar, Beberapa hari kemudian, pada sekitar tanggal 10 Januari 1949 patroli Belanda berkekuatan satu kompi bersenjata lengkap langsung menuju gunung Pager Kodok. Angkatan Oemat Islam (AOI) yang berpusat di desa Somalangu memilih gunung Pager Kodok sebagai basis pertahanan sekaligus jalan Pager Kodok segai titik penghadangan.

Di gunung Pager Kodok terdapat satu Batalyon Angkatan Oemat Islam (AOI) siap bertahan dan menghadang musuh dengan Kompi Mustakim sebagai kompi terdepan.

           

            Ketika patroli Belanda bertemu dengan pasukan Angkatan Oemat Islam (AOI), maka pertempuan pun terjadi AOI menggunakan taktik Supit Udang  dan dibantu rakyat dengan kentongan gebyognya yang membuat Belanda menjadi bingung karena telah terkepung. Pertempuran berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB

 

            Kompi Mustakim dan Kompi Belanda sama-sama kehabisan peluru, sehingga berlanjut dengan perkelahian seorang lawan seorang (sebuah kejadian langka mungkin hanya terjadi di Kebumen, dalam sebuah peperangan hingga berkelahi satu lawan satu)

 

            Peristiwa ini terjadi di sebelah utara daerah  Gunung Pager Kodok yaitu di desa Tanahsari Kebumen. Dipihak Belanda korban cukup besar dan hanya tersisa beberapa orang saja. Dipihak AOI gugur adalah Letnan Mustakim beserta lima prajurit lainnya. Hari berikutnya desa Tanahsari digrebeg dan dibakar oleh Belanda.

 

            Demikian sebuah cerita yang harus kami kenang, bahwa Pager Kodok mempunyai sejarah. Dan untuk mengenang jasa para pejuang-pejuang yang gugur pada saat pertempuran melawan Belanda, maka dibangun sebuah Monumen atau Tugu yang dinamakan TUGU PAGER KODOK.

Desa Wonosari Juarai Lomba Menghias Tumpeng se-Kecamatan Kebumen HUT RI ke-79

Desa Wonosari Juarai Lomba Menghias Tumpeng se-Kecamatan Kebumen HUT RI ke-79

Desa Wonosari kembali mengukir prestasi gemilang dengan meraih Juara 1 dalam Lomba Menghias Tumpeng se-Kecamatan Kebumen yang digelar pada Senin, 15 Agustus 2024. Acara yang berlangsung di Pendopo Kecamatan Kebumen ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-79.

Tumpeng yang dihasilkan oleh perwakilan Desa Wonosari, Ibu Afi Oktiarini dan Ibu Fitriyanti, berhasil memukau para juri dengan kreativitas dan keindahannya. Tumpeng tersebut dihias dengan sentuhan tradisional yang sarat makna, menggambarkan semangat kemerdekaan dan kebersamaan yang menjadi inti dari perayaan HUT RI.

Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan penuh yang diberikan oleh Ketua PKK Desa Wonosari, Ibu Widiyati, S.Pd., yang dengan penuh dedikasi mendampingi dan membimbing tim dari awal persiapan hingga hari pelaksanaan. Turut hadir pula Kepala Dusun (Kadus) Ibu Yuni dan Kepala Desa Wonosari, Nur Aziz, yang memberikan semangat dan doa kepada para peserta.

Perjalanan menuju kemenangan ini tentu bukan hal yang mudah. Para peserta bekerja keras mempersiapkan tumpeng dengan penuh ketelitian, memastikan setiap elemen sesuai dengan tema yang ditetapkan. Hasilnya, Desa Wonosari berhasil mengalahkan peserta dari desa-desa lain di Kecamatan Kebumen, dan dinobatkan sebagai juara pertama dalam lomba yang bergengsi ini.

Kemenangan ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Ibu Afi Oktiarini dan Ibu Fitriyanti, tetapi juga bagi seluruh warga Desa Wonosari. Kepala Desa Nur Aziz menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, serta berharap agar prestasi ini dapat memotivasi warga lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi di masa depan.

Dengan raihan prestasi ini, Desa Wonosari kembali membuktikan bahwa kerja keras dan kebersamaan adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Kemenangan dalam Lomba Menghias Tumpeng se-Kecamatan Kebumen ini menjadi bukti nyata dari semangat juang yang diwariskan oleh para pahlawan, yang terus hidup dan berkembang dalam diri setiap warga Desa Wonosari.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter