Rabu, 27 November 2024

INFORMASI :

Nama Desa Wonosari konon berasal dari kata Wono da Sari yang berarti “Wono”  adalah alas atau hutan dan “Sari”mempunyai arti bersih atau indah. Jadi Wonosari secara arti adalah Alas atau Hutan Yang bersih dan Indah. Sebelum terbentuk, Desa Wonosari dahulu adalah penggabungan dua Desa pada masa penjajahan Belanda.Cikal Bakal Desa Wonosari yaitu desa Keputihan dan Desa Wonosari itu sendiri. Dan sebelum digabung dengan desa Wonosari desa Keputihan adalah desa yang bebas atas pajak bumi dan pajak lainnya, sehingga disebut  Keputihan karena benar-benar tidak adanya pungutan kepada pemerintahan pada waktu itu. Desa Keputihan dahulu yang sekarang dikenal dengan nama Pesucen (Pesucian) dan sekarang Pesucen adalah nama salah satu Dusun di desa Wonosari.

            Dan pada sekitar tahun 1942 desa Keputihan dan desa Wonosari digabung menjadi sebuah Desa yang sampai sekarang dikenal dengan nama Wonosari, dimana letak Kantor Kepala Desa atau Balai Desanya berada di Dusun Pesanggrahan Dan sebagai Kepala Desa pertama Desa Wonosari  adalah Bapak Abuharjo.

            Di desa Wonosari terdapat sebuah daerah yang terkenal yakni Pagerkodok. Dimana daerah tersebut merupakan daerah paling utara Desa Wonosari yang berbatasan langsung dengan Desa Roworejo. Sebelum pager kodok resmi menjadi sebuah dusun di desaWonosari, Dahulu pager kodok penduduknya tidak lebih dari 15 orang atau hanya 5 Kepala Keluarga (KK) dan barulah pada tahun 1991 ketika saat itu desa Wonosari dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama H. Tupar Akhmad Mansur Soleh, secara resmi pager kodok dijadikan sebuah Dusun dan untuk kegiatan kemasyarakatannya mengikuti Desa Wonosari.

            Sekarang ini Dusun pager kodok Penduduknya bertambah dengan pesat, seiring dengan berjalannya waktu Pager kodok semakin ramai dan secara nilai ekonomis Pager kodok tergolong daerah yang cukup menjanjikan untuk berinvestasi. Dan sekarang di daerah pager kodok sudah dibangun sebuah kawasan perumahan yakni “Green Pager Kodok” yang sudah barang tentu akan menjadikan daerah pager kodok akan menjadi daerah yang maju dan ramai yang banyak dikenal orang dan semakin berkembang.

            Dan untuk bahan referensi, Pager Kodok dahulu mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Dahulu Pager Kodok mempunyai Cerita yang sangat Patriotisme yang harus selalu dikenang sampai kapanpun. Karena dengan sejarah kita bisa mengerti dan memahami hal-hal yang terjadi pada masa-masa dahulu. Dan inilah ceritanya

Pertempuran Pager Kodok – Kebumen

            Kekalahan Belanda di jembatan Kedung Bener desa Jatisari pada awal bulan Januari 1949 nampaknya menimbulkan kemarahan besar, Beberapa hari kemudian, pada sekitar tanggal 10 Januari 1949 patroli Belanda berkekuatan satu kompi bersenjata lengkap langsung menuju gunung Pager Kodok. Angkatan Oemat Islam (AOI) yang berpusat di desa Somalangu memilih gunung Pager Kodok sebagai basis pertahanan sekaligus jalan Pager Kodok segai titik penghadangan.

Di gunung Pager Kodok terdapat satu Batalyon Angkatan Oemat Islam (AOI) siap bertahan dan menghadang musuh dengan Kompi Mustakim sebagai kompi terdepan.

           

            Ketika patroli Belanda bertemu dengan pasukan Angkatan Oemat Islam (AOI), maka pertempuan pun terjadi AOI menggunakan taktik Supit Udang  dan dibantu rakyat dengan kentongan gebyognya yang membuat Belanda menjadi bingung karena telah terkepung. Pertempuran berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB

 

            Kompi Mustakim dan Kompi Belanda sama-sama kehabisan peluru, sehingga berlanjut dengan perkelahian seorang lawan seorang (sebuah kejadian langka mungkin hanya terjadi di Kebumen, dalam sebuah peperangan hingga berkelahi satu lawan satu)

 

            Peristiwa ini terjadi di sebelah utara daerah  Gunung Pager Kodok yaitu di desa Tanahsari Kebumen. Dipihak Belanda korban cukup besar dan hanya tersisa beberapa orang saja. Dipihak AOI gugur adalah Letnan Mustakim beserta lima prajurit lainnya. Hari berikutnya desa Tanahsari digrebeg dan dibakar oleh Belanda.

 

            Demikian sebuah cerita yang harus kami kenang, bahwa Pager Kodok mempunyai sejarah. Dan untuk mengenang jasa para pejuang-pejuang yang gugur pada saat pertempuran melawan Belanda, maka dibangun sebuah Monumen atau Tugu yang dinamakan TUGU PAGER KODOK.

Transparansi Anggaran: Desa Wonosari Gelar Musyawarah Penetapan Perubahan APBDes 2024

Transparansi Anggaran: Desa Wonosari Gelar Musyawarah Penetapan Perubahan APBDes 2024

Pada Selasa, 27 Agustus 2024, Desa Wonosari kembali menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas dengan menggelar Musyawarah Penetapan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk Tahun Anggaran 2024. Acara ini berlangsung di Gedung Serbaguna Wanawijaya Desa Wonosari dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait.

Musyawarah ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Wonosari, Nur Aziz, yang didampingi oleh Sekretaris Desa, Aji Nugroho, S.Pd. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas dan menetapkan perubahan APBDes 2024, yang merupakan langkah penting dalam memastikan alokasi anggaran desa berjalan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, di antaranya Kapolsek Kecamatan Kebumen, Danramil Kecamatan Kebumen, Camat Kecamatan Kebumen, serta Ketua dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Wonosari. Selain itu, pendamping desa, ketua RT, dan ketua RW se-Desa Wonosari juga turut hadir untuk memberikan pandangan serta menyuarakan aspirasi masyarakat.

Dalam musyawarah ini, Kepala Desa Nur Aziz menekankan pentingnya perubahan APBDes agar sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Ia juga menggarisbawahi bahwa setiap keputusan yang diambil harus melalui pertimbangan yang matang dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, sehingga hasilnya dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga.

Sekretaris Desa, Aji Nugroho, S.Pd., menjelaskan secara rinci perubahan-perubahan yang diusulkan dalam APBDes 2024. Ia menekankan bahwa transparansi dalam pengelolaan anggaran desa adalah kunci untuk menciptakan kepercayaan antara pemerintah desa dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap aspek perubahan dijelaskan dengan detail, mulai dari alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, hingga program sosial yang menyasar kesejahteraan warga.

Diskusi yang berlangsung dalam musyawarah ini berjalan dengan lancar dan penuh keterbukaan. Semua peserta, termasuk para undangan dari berbagai lembaga dan perwakilan masyarakat, diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan saran terkait perubahan yang diusulkan. Setelah melalui proses diskusi yang intensif, musyawarah akhirnya mencapai kesepakatan untuk menetapkan perubahan APBDes 2024.

Dengan terlaksananya musyawarah ini, Desa Wonosari kembali membuktikan komitmennya terhadap pengelolaan anggaran yang transparan dan partisipatif. Keputusan yang diambil dalam musyawarah ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wonosari. Kepala Desa Nur Aziz mengajak seluruh warga untuk terus mendukung program-program desa dan bersama-sama mewujudkan Wonosari yang lebih maju dan sejahtera

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter